Di Sela Kenangan, Ada Waktu yang Menunggu


Aku udah nyoba segala cara buat lupa kamu. Awalnya aku pikir, cuma butuh waktu buat nyembuhin semua perasaan ini, tapi semakin aku berusaha, malah semakin berasa kamu di setiap sudut hidupku. Kadang, aku ngerasa kayak aku lagi berlari dari bayanganmu, tapi entah kenapa, bayangan itu selalu ada, mengikuti ku ke mana pun aku pergi. Coba deh, bayangin setiap kali aku denger lagu yang dulu kita denger bareng, setiap kali aku ngeliat tempat yang pernah jadi saksi bisu kisah kita, bahkan tiap kali aku ketemu orang yang punya kebiasaan mirip kamu, rasanya tuh kayak kamu ada di sana.

Aku mulai mikir, kenapa sih susah banget buat ngelupainmu? Aku ngelakuin banyak hal buat nge-distraksi diri, mulai dari nyari kesibukan, ikut kegiatan baru, bahkan ngelakuin hal-hal yang dulu nggak pernah aku suka. Tapi semakin aku fokus buat nyari hal baru, semakin aku sadar kalau kamu tetap ada di dalam pikiranku. Sebenernya, aku cuma takut kalau aku terus-terusan mikirin kamu, aku nggak bisa move on dan hidupku bakal terjebak di masa lalu. Jadi, aku pikir, mungkin yang harus aku lakuin bukan cuma buat lupain kamu. Mungkin, aku harus belajar buat nerima kenyataan kalau kamu emang pernah jadi bagian penting dalam hidupku.

Kenangan tentang kamu nggak bisa dihapus gitu aja. Kita pernah punya banyak momen, banyak obrolan yang nggak bakal bisa tergantikan. Kita pernah saling ngertiin, saling berbagi tawa, bahkan saat kita lagi down, kita saling jadi kekuatan satu sama lain. Rasanya, itu semua udah kayak bagian dari diriku. Aku bisa nggak lupain kamu karena kamu udah terlalu melekat, dan mungkin bukan masalah lupa atau nggak lupa yang jadi inti dari masalah ini. Yang jadi masalah adalah gimana aku harus berdamai dengan semua itu.

Jadi aku mulai mikir lagi, apa sih yang sebenernya aku cari? Kenapa aku terus-terusan berusaha buat nggak inget sama kamu, padahal kita punya banyak kenangan indah yang nggak bisa dipaksa ilang? Aku sadar, mungkin aku cuma butuh waktu. Waktu buat ngelepasin semua ekspektasi yang pernah aku bangun tentang kamu dan kita. Waktu buat ngerima bahwa, meski hubungan ini udah berakhir, itu nggak berarti kenangan itu nggak penting lagi. Itu masih bagian dari siapa aku sekarang.

Aku mulai belajar buat nggak ngelawan perasaan itu. Aku mulai berhenti berharap kalau semuanya bisa langsung jadi kayak dulu, karena aku tau itu nggak mungkin. Tapi aku juga nggak mau jadi orang yang terus-terusan terjebak di masa lalu. Aku ngerti sekarang, bahwa nggak ada yang salah dengan mengenang sesuatu yang pernah berarti. Itu bukan berarti aku nggak bisa maju, itu cuma berarti aku nggak perlu ngehapus semua jejak yang pernah ada di hidupku.

Perlahan aku coba buat melihat semuanya dengan cara yang berbeda. Mungkin suatu hari nanti, aku bakal bisa lihat kenangan tentang kamu dengan cara yang lebih ringan, tanpa rasa sakit, tanpa penyesalan. Tapi itu semua butuh waktu, dan aku ngerti kalau aku nggak bisa terburu-buru. Seiring berjalannya waktu, aku yakin aku bakal mulai ngerasa lebih baik. Aku bakal mulai bisa menghargai apa yang kita pernah punya, tanpa ngerasa harus melupakan sepenuhnya.

Aku nggak bakal terus-terusan lari dari kenyataan kalau aku nggak bisa langsung lupain kamu. Tapi aku juga nggak mau hidup di bawah bayang-bayang itu selamanya. Aku harus belajar untuk terima kenyataan, bahwa mungkin kita nggak ditakdirkan untuk terus bareng, tapi kenangan kita tetap jadi bagian dari cerita hidupku. Aku bakal terus jalan, terus berkembang, terus belajar. Dan aku yakin, seiring waktu, aku bakal menemukan cara untuk menghargai diri sendiri lagi, dan menemukan kebahagiaan yang baru, tanpa harus melupakan semuanya yang udah terjadi.

Mungkin kamu nggak akan pernah sepenuhnya hilang dari pikiranku, tapi aku yakin, suatu saat nanti, aku bakal bisa hidup tanpa kamu, bahkan sambil tetap membawa semua kenangan itu. Karena aku percaya, hidup terus berlanjut, dan aku harus siap untuk menjalani babak baru, dengan atau tanpa kamu di dalamnya. Jadi, aku nggak perlu lagi merasa bersalah atau bingung. Aku cuma butuh waktu, dan aku yakin, waktu itu yang bakal ngasih aku kesempatan buat sembuh.

____


Di akhir perjalanan ini, aku belajar bahwa tidak semua hal bisa langsung terlupakan. Beberapa kenangan tetap tinggal, bukan untuk menyakiti, tetapi untuk mengingatkan kita akan bagian dari diri kita yang pernah tumbuh bersama orang lain. Mungkin, kamu tak akan pernah sepenuhnya hilang dari ingatanku, dan itu bukan hal yang buruk. Aku hanya perlu belajar untuk berdamai dengan itu. Waktu akan mengajarkan bagaimana mengenang tanpa rasa sakit, bagaimana melangkah meski tanpa kamu di sisi. Jadi, aku memilih untuk menerima, karena hidup terus berjalan. Aku siap untuk babak baru, dengan atau tanpa bayanganmu di belakang.


Terimakasih.


0 Komentar